Selasa, 27 Maret 2018

AYAT HARI INI

Mereka itu yang hidup dalam kegelapan, akan melihat terang yang besar. Bagaikan matahari yang terbit, demikian pula terang itu telah terbit atas mereka yang hidup di daerah yang gelap dan bahaya karena dikuasai oleh kerajaan maut.
— MATIUS 4:16
Tuhan Yesus Memberkati 

BATU YANG HIDUP
I Pet. 2:2-10

Pendahuluan:
Saudara yang dikasihi Tuhan, pernahkah kita memperhatikan batu dan bayi? Apa perbedaannya?
Kalau batu ada banyak macam batu di bumi ini, ada batu yang berada di atas lapisan bumi, di tengah-tengah bumi, bahkan sampai di bagian paling bawah bumi.
Jenisnya pun juga ada ribuan, seperti batu alam, batu giok, batu marmer, sampai batu akik.namun yang paling utama dari semua batu terbaik adalah batu yang dipakai untuk membangun sebuah pondasi untuk mendirikan bangunan yang kuat dan kokoh.
Namun semua batu-batu ini meskipun harganya mahal hingga jutaan rupiah, tidak aka nada yang bisa mengalahkan batu yang satu ini. Survei saya membuktikan bahwa hanya batu ini yang benar-benar kuat dan jenisnya tidak ada yang menyamai.
Kalau bayi, hanya ada 2 macamnya. Yaitu bayi laki-laki dan bayi perempuan.
Peran dan fungsi dari batu dan bayi ini sangat berbeda, kalau batu itu kuat, teksturnya kasar dan keras, digunakan untuk beberapa hal yang kuat dan juga keras. Namun bayi, bertolak belakang sekali dengan batu. Dia teksturnya sangat lembut, mudah iritasi, dan identik dengan kelemahan. Karena bayi tidak dapat berbuat apa-apa dan membutuhkan perlindungan.
Pada malam hari ini kita akan belajar Mari kita buka dalam I Pet. 2:2-10
Isi:
Dari ke Sembilan ayat yang akan kita bahas mala mini, saya akan membaginya menjadi beberapa bagian, yaitu:
Pertama, ayat 2
Bayi adalah manusia kecil yang tidak mengerti apa-apa dan yang hanya berharap pada air susu ibu. Dan ketika ia lapar, ia tidak akan berteriak minta susu, melainkan ia akan menangis sebagai suatu pertanda bahwa ia haus dan lapar.
Dan bayi hanya dapat menerima air susu, diluar itu perutnya tidak akan bisa menerima karena bayi yang masih kecil ini masih membutuhkan sesuatu yang lembut, murni dan higenis.
Sama seperti kita, yang adalah anak Allah yang masih sangat membutuhkan suatu asupan Firman yang murni untuk mendukung pertumbuhan rohani kita yaitu suatu kerinduan yang mendalam untuk makan dari Firman Allah yang hidup dan kekal.
Maka, kita patut berwaspada supaya kelaparan dan kehausan akan Firman Allah itu tidak lenyap. Mengapa kita harus waspada akan hal ini? Apakah hal ini terlalu penting? Iya, karena kerinduan ini dapat dipadamkan oleh berbagai sikap yang salah (ayat 1Pet 2:1) dan melalui "terhimpit oleh kekuatiran dan kekayaan dan kenikmatan hidup" (Luk 8:14).
Karena itu firman yang diterima dan yang diberikan adalah firman yang benar-benar murni yaitu yang tidak bercampur dengan kesalahan, tidak bercampur dengan filsafat yang salah, tidak berasal dari penemuan yang salah, dan harus benar-benar hati-hati ketika seseorang memberikannya, sehingga yang menerimanya akan bertumbuh dengan baik dan memperoleh keselamatan.
Dan hal itu akan dilakukan bagi orang yang telah dengan benar dan sungguh-sungguh mengecap/merasakan kebaikan Tuhan dalam hidupnya. Karena segala sesuatu yang Tuhan lakukan adalah baik.
Kedua, ayat 4-7
Kata “dan datanglah…, dan biarlah…” mengacu pada kata yang merupakan seperti kata perintah. Tetapi yang sebenarnya dalam bahasa aslinya kata ini bukanlah kata perintah yaitu; “Dan datang kepadaNya seperti kepada suatu batu yang hidup”.
Dalam kasus ini, sudah jelas bahwa yang menjadi pembahasan utama ialah batu yang hidup itu. Batu ini yang dibuang oleh orang-orang, padahal batu yang mereka buang dan mereka anggap tidak ada gunanya inilah yang Allah pakai dan Allah pilih.
Bagi orang-orang yang tidak menganggap batu ini berguna, mereka akan membuangnya karena mereka merasa bahwa batu ini tidak membawa suatu keberuntungan, melainkan mendatangkan suatu celaka yang akhirnya membuat mereka tersandung. Inilah konsep pemikiran orang-orang yang tidak percaya dan tidak berpegang teguh pada batu ini.
Tetapi lain bagi kita dan orang-orang yang percaya, batu ini merupakan batu yang mahal dan merupakan batu penjuru. Batu penjur adalah sebuah batu besar yang ditempatkan pada fondasi di sudut utama suatu bangunan baru. Batu ini menghubungkan bagian ujung tembok dengan tembok sebelahnya, sehingga keduanya menyatu, dan tidak mungkin kalau batu ini tidak kuat, pasti dia akan roboh.
Ketiga, ayat 9-10
Setelah Petrus membicarakan tentangorang yang tidak percaya, kini ia membicarakan keadaan orang yang merupakan pilihan Allah artinya mereka yang tidak meremehkan batu tersebut.
Siapakah batu itu? Batu itu adalah Kristus.
Pada ayat ini disebutkan ciri-ciri dari umat pilihan Allah, yaitu: imamat yang rajani, bangsa yang kudus, dan umat kepunyaan Allah.
Dan umat inilah yang telah Dia keluarkan dari kegelapan untuk menerima terangNya yang ajaib.
Ayat 10 menurut saya memiliki hubungan dengan ayat 1, karena ayat 1 merupakan ciri-ciri dari umat yang bukan miliki Allah (ay. 10 a).  namun sekarang telah dipulihkan untuk layak menjadi umat pilihan-Nya.
Apa yang dapat kita pelajari:
  1. Menerima Firman yang murni
  2. Berpegang pada Batu yang Hidup
Ilustrasi:
Ada seorang misionaris dari Amerika yang bertugas melayani di daerah Afrika, yang melayani dengan setia di tengah-tengah keadaan sulit, karena pada waktu itu terjadi suatu perlawanan dari pihak teroris. Dan ditengah-tengah pelayanannya ini, ia bertemu dengan seorang misionaris wanita yang juga berasal dari Amerika.
Mereka menikah dan melayani bersama di Afrika, suatu kali sang istri bermimpi, dia menggandeng seorang anak kecil dan memeluk sebuah batu besar yang sangat kuat, dan dia bertanya-tanya kepada Tuhan apakah arti dari mimpinya tersebut.
Setelah lewat 1 bulan pernikahan mereka, mereka melakukan perjalanan hendak melayani suatu tempat di Afrika, tetapi ditengah-tengah perjalanan terjadi aksi saling tembak menembak, dan suaminya terkena luka tembak dibagian sekitar perut dan dada. Dan suami dari misionaris wanita ini meninggal ditempat.
Tepat pada kejadian itu, sang istri ternyata telah hamil 1 bulan. Dia mengalami tingkat stress yang sangat berat, dan memutuskan untuk pulang ke Amerika dan tidak mau melayani di Afrika, karena ia merasa sangat kecewa dan marah.
Hari demi hari dan tahun demi tahun, dia menyadari dan mengerti arti dari mimpinya. Ternyata arti dari mimpi itu adalah sekalipun dia telah ditinggal pergi oleh suaminya, dia masih memiliki batu sandaran yang hidup dan kuat yaitu Kristus dalam hidupnya.
Dan setelah bertahun-tahun dia tinggal di Amerika, dia memutuskan kembali untuk melayani Afrika bersama anaknya hingga sekarang. Kisah ini merupakan kisah nyata yang pernah ibu Thina sampaikan dan merupakan inspirasi bagi kita untuk belajar dari cerita ini, bahwa dalam keadaan sesulit apapun, dan bagaimanapun tidak ada yang dapat menghalangi kita untuk tetap mengandalkan Kristus sekalipun orang-orang yang kita sayangi meninggalkan dan menghianati kita.
Tetapi ada yang lebih kuat dari itu semua, yaitu Kristus sandaran kita.
  1. Menerima anugerah terbesar (ay. 10)